Panduan Pertanyaan :
- Apakah pajak di Koperasi sama dengan yang berlaku di Perusahaan pada umumnya ?
- Bagaimana teknis pelaporannya .. ?
....
Referensi
- e-faktur, http://www.pajak.go.id/e-faktur
We are in any setting we have to have the basic assumption; that i need you, as much you need me in economy, and i cannot make my wealth by robbing every penny on your pocket. So, maximizing profit, thus not mean is a healthy society. - An Islamic Model of Sustainable Development by Dr. Hatem Bazian
Benar komentarmu vincen, petani ngah mau rugi 2X perbaiki sistem distribusi, kebutuhan bawang merah setiap dapur rumah tangga butuh akibatnya bawang merah menjadi langka dan mahal di Papua Rp 60 ribu per kilo.Pak Iwaq Sandari kemudian menjelaskan mengapa hal ini dapat terjadi :
Jarak sumber produksi BM sangat jauh ditambah minimnya infrastruktur penunjang distribusi,Banyaknya pedagang antar tangan.Belum bahkan tak ada sistem perdagangan yang sehat pelaku pasar.BM lokal jumlah produksinya kecil dan tanpa management yg tepat baik pedagang, pemdah maupun pemerintah pusat.Petani BM di Papua tak mau rugi 3X.Persaingan pasar tak sehat, belum ada regulasi, pedagang lokal termarginal karena diskriminasi belapis-lapis.Kalau yang menjadi masalah harga, dengan tanah disana yang begitu luas, mengapa masyarakat tidak mencoba swasembada bawang merah ? menanam sendiri kebutuhan bawang merahnya ... , ini kalau untuk kebutuhan sendiri, minimal, tidak harus membeli bawang merah yang harganya mencapai puluhan ribu per kg itu ... , kecuali kalau menanam bawang merah untuk tujuan komersial, itu lain hal ....
Kalau itu sih sudah dilakukan, petani disini petani musim, terganyun iklim, jika musim hujan banjir, jika musimpanas kering, stok domestik terbatas, sama dengan beras dan panganan lain. Kalo ngah musim ya harus beli.Itu tadi alasan pak, jadi petani kerja keras hasilnya dikit, pedagang susah-sulit hasilnya dikit yah beginilah. Bernyanyi dengan petani kala musim tanam sampai keringat mengalir , bercerita dengan pedagang pedisnya sampai air mata tumpah itulah kisahnya.Jadi salah satu solusiya, seperti diutarkan oleh Pak Zamir Alvi adalah manajemen pangan yang lebih baik,yaitu
tujuan koperasi adalah beberapa hal: 1. sebagai pusat pelatihan bagi teknisi teknisi di daerah sehingga after sales service di daerah dapat berjalan supaya pembeli ngak kecewa karena ngak tau mau betulinnya dimana? 2. sebagai pusat spare part artinya menyediakan supply part part selis, molis, moblis untuk penjualan ke seluruh kota di Indonesia 3. pusat transfer ilmu alias pusat training sehingga para teknisi dan anggota mendapatkan pembelajaran ilmu ilmu baru dan teknis untuk hal seputar kendaraan listrik yang belum saya terpikirkan dan baru sadar dari tulisan Mas Wildan adalah program cicilan kepemilikan kendaraan listrik yg mana joint gabung dengan pihak importir pemegang merk, usulan yg bagus untuk pendapatan koperasi. tujuan koperasi pada akhirnya adalah meningkatkan pengguna kendaraan listrik, baik selis, molis maupun moblis dan menjaga agar after sales service tetap ada sehingga usaha kita meningkatkan pengguna user kendaraan listrik ngak sia sia karena pemakainya pada berhenti memakai semua karena ngak ada parts pengganti dan teknisi yg mampu memperbaikinya. jadi kita push meningkatkan pengguna baru dan menjaga jumlah mutu penggunanya. mungkin ini penjelasan saya dan kerinduan saya sejak lama yg sudah pernah saya jelaskan